Custom Search

Tuesday, April 3, 2012

Pengertian dan pengobatan asma

ASMA
Asma adalah keadaan saluran napas yang mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara.

Penyebab
Pada penderita asma, penyempitan saluran pernapasan merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan memengaruhi saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.
Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan (inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernapas.
Sel-sel tertentu di dalam saluran udara, terutama mastosit diduga bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Mastosit di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot polos - peningkatan pembentukan lendir - perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Mastosit mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu binatang.
Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan juga bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien.
Sel lainnya yakni eosinofil yang ditemukan di dalam saluran udara penderita asma melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan penyempitan saluran udara.
Asma juga dapat disebabkan oleh tingginya rasio plasma bilirubin sebagai akibat dari stres oksidatif yang dipicu oleh oksidan.[1]

Gejala
Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak napas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu. Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar oleh alergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan timbulnya gejala dan juga sering batuk berkepanjangan terutama di waktu malam hari atau cuaca dingin.[2]
Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan napas yang berbunyi (mengi, bengek), batuk dan sesak napas. Bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita menghembuskan napasnya. Di lain waktu, suatu serangan asma terjadi secara perlahan dengan gejala yang secara bertahap semakin memburuk. Pada kedua keadaan tersebut, yang pertama kali dirasakan oleh seorang penderita asma adalah sesak napas, batuk atau rasa sesak di dada. Serangan bisa berlangsung dalam beberapa menit atau bisa berlangsung sampai beberapa jam, bahkan selama beberapa hari.
Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satu-satunya gejala.
Selama serangan asma, sesak napas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat.
Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara karena sesaknya sangat hebat. Kebingungan, letargi (keadaan kesadaran yang menurun, dimana penderita seperti tidur lelap, tetapi dapat dibangunkan sebentar kemudian segera tertidur kembali) dan sianosis (kulit tampak kebiruan) merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu segera dilakukan pengobatan. Meskipun telah mengalami serangan yang berat, biasanya penderita akan sembuh sempurna,
Kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa pecah dan menyebabkan udara terkumpul di dalam rongga pleura atau menyebabkan udara terkumpul di sekitar organ dada. Hal ini akan memperburuk sesak yang dirasakan oleh penderita.

Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas.
Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan spirometri berulang. Spirometri juga digunakan untuk menilai beratnya penyumbatan saluran udara dan untuk memantau pengobatan.
Menentukan faktor pemicu asma seringkali tidak mudah. Tes kulit alergi bisa membantu menentukan alergen yang memicu timbulnya gejala asma. Jika diagnosisnya masih meragukan atau jika dirasa sangat penting untuk mengetahui faktor pemicu terjadinya asma, maka bisa dilakukan bronchial challenge test.

Pengobatan
Obat-obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan normal. Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk mencegah serangan.
Agonis reseptor beta-adrenergik merupakan obat terbaik untuk mengurangi serangan asma yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh olahraga. Bronkodilator ini merangsang pelebaran saluran udara oleh reseptor beta-adrenergik.
Bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik (misalnya adrenalin), menyebabkan efek samping berupa denyut jantung yang cepat, gelisah, sakit kepala dan tremor (gemetar) otot. Bronkodilator yang hanya bekerja pada reseptor beta2-adrenergik (yang terutama ditemukan di dalam sel-sel di paru-paru), hanya memiliki sedikit efek samping terhadap organ lainnya. Bronkodilator ini (misalnya albuterol), menyebabkan lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik.
Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit, tetapi efeknya hanya berlangsung selama 4-6 jam. Bronkodilator yang lebih baru memiliki efek yang lebih panjang, tetapi karena mula kerjanya lebih lambat, maka obat ini lebih banyak digunakan untuk mencegah serangan.
Bronkodilator tersedia dalam bentuk tablet, suntikan atau inhaler (obat yang dihirup) dan sangat efektif. Penghirupan bronkodilator akan mengendapkan obat langsung di dalam saluran udara, sehingga mula kerjanya cepat, tetapi tidak dapat menjangkau saluran udara yang mengalami penyumbatan berat. Bronkodilator per-oral (ditelan) dan suntikan dapat menjangkau daerah tersebut, tetapi memiliki efek samping dan mula kerjanya cenderung lebih lambat.
Jenis bronkodilator lainnya adalah theophylline. Theophylline biasanya diberikan per-oral (ditelan); tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet dan sirup short-acting sampai kapsul dan tablet long-acting. Pada serangan asma yang berat, bisa diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah).
Jumlah theophylline di dalam darah bisa diukur di laboratorium dan harus dipantau secara ketat, karena jumlah yang terlalu sedikit tidak akan memberikan efek, sedangkan jumlah yang terlalu banyak bisa menyebabkan irama jantung abnormal atau kejang. Pada saat pertama kali mengonsumsi theophylline, penderita bisa merasakan sedikit mual atau gelisah. Kedua efek samping tersebut, biasanya hilang saat tubuh dapat menyesuaikan diri dengan obat. Pada dosis yang lebih besar, penderita bisa merasakan denyut jantung yang cepat atau palpitasi (jantung berdebar). Juga bisa terjadi insomnia (sulit tidur), agitasi (kecemasan, ketakuatan), muntah, dan kejang.
Corticosteroid menghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam mengurangi gejala asma. Jika digunakan dalam jangka panjang, secara bertahap corticosteroid akan menyebabkan berkurangnya kecenderungan terjadinya serangan asma dengan mengurangi kepekaan saluran udara terhadap sejumlah rangsangan.
Tetapi penggunaan tablet atau suntikan corticosteroid jangka panjang bisa menyebabkan:
    * gangguan proses penyembuhan luka
    * terhambatnya pertumbuhan anak-anak
    * hilangnya kalsium dari tulang
    * perdarahan lambung
    * katarak prematur
    * peningkatan kadar gula darah
    * penambahan berat badan
    * kelaparan
    * kelainan mental.

Tablet atau suntikan corticosteroid bisa digunakan selama 1-2 minggu untuk mengurangi serangan asma yang berat. Untuk penggunaan jangka panjang biasanya diberikan inhaler corticosteroid karena dengan inhaler, obat yang sampai di paru-paru 50 kali lebih banyak dibandingkan obat yang sampai ke bagian tubuh lainnya. Corticosteroid per-oral (ditelan) diberikan untuk jangka panjang hanya jika pengobatan lainnya tidak dapat mengendalikan gejala asma.
Cromolin dan nedocromil diduga menghalangi pelepasan bahan peradangan dari sel mast dan menyebabkan berkurangnya kemungkinan pengkerutan saluran udara. Obat ini digunakan untuk mencegah terjadinya serangan, bukan untuk mengobati serangan. Obat ini terutama efektif untuk anak-anak dan untuk asma karena olah raga. Obat ini sangat aman, tetapi relatif mahal dan harus diminum secara teratur meskipun penderita bebas gejala.
Obat antikolinergik (contohnya atropin dan ipratropium bromida) bekerja dengan menghalangi kontraksi otot polos dan pembentukan lendir yang berlebihan di dalam bronkus oleh asetilkolin. Lebih jauh lagi, obat ini akan menyebabkan pelebaran saluran udara pada penderita yang sebelumnya telah mengonsumsi agonis reseptor beta2-adrenergik.
Pengubah leukotrien (contohnya montelucas, zafirlucas dan zileuton) merupakan obat terbaru untuk membantu mengendalikan asma. Obat ini mencegah aksi atau pembentukan leukotrien (bahan kimia yang dibuat oleh tubuh yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala asma).

Selama suatu serangan asma yang berat, dilakukan:
    * pemeriksaan kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah
    * pemeriksaan fungsi paru-paru (biasanya dengan spirometer atau peak flow meter)
    * pemeriksaan rontgen dada.

Pengobatan jangka panjang
Salah satu pengobatan asma yang paling efektif adalah inhaler yang mengandung agonis reseptor beta-adrenergik. Penggunaan inhaler yang berlebihan bisa menyebabkan terjadinya gangguan irama jantung.
Jika pemakaian inhaler bronkodilator sebanyak 2-4 kali/hari selama 1 bulan tidak mampu mengurangi gejala, bisa ditambahkan inhaler corticosteroid, cromolin atau pengubah leukotrien. Jika gejalanya menetap, terutama pada malam hari, juga bisa ditambahkan theophylline per-oral.

Pencegahan
Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah raga.

pengertian dan proses menstrubasi


Menstrubasi (Haid)
Wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil, setiap bulannya mengeluarkan darah dari alat kandungnya. Kejadian ini di sebut :
Menstruasi atau haid
Cyclus menstruasi
-        Kalau kita perhatikan selaput lendir dari hari ke hari maka ternyata terjadi perubahan-perubahan yang berulang-ulang.
-        Selama ± 1 bulandapat kita bedakan 4 masa (stadia) :

1.      Stadium menstruasi atau desquamasi :
Pada masa ini endometrium di campakkan dari dinding rahim di sertai dengan pendarahan; hanya lapisan tipis yang tinggal yang di sebut stratum basale, stadium ini berlangsung 4 hari.
Jadi dengan haid itu keluar darah, potongan-potongan endometrium dan lendir dari cervix. Darah itu tidak membeku karena ada fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan-potongan mucosa. Hanya kalau banyak darah keluar maka fermen tersebut tidak mencukupi hingga timbul bekuan-bekuan darah haid. Banyaknya pendarahan selama haid normal                ± 50 cc.
2.      Stadium post mentruum atau stadium regenerasi  :
Luka yang terjadi karena endometrium dilepaskan, berangsur-angsur di tutup kembali oleh selaput lendir baru yang terjadi dari sel epitel kelenjar-kelenjar endometrium.
Pada saat ini tebalnya endometrium ± 0,5 mm, stadium ini sudah mulai waktu stadium menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.
3.      Stadium intermenstruum atau stadium ploriferasi :
Pada masa ini endometrium tubuh menjadi tebal ± 3,5 mm.
Kelenjar-kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain hingga berkelok.
Stadium proliferasai berlangsung dari hari ke-5 - hari ke-14 dari hari pertama haid.
4.      Stadium praemenstrum atau stadium sekresi :
Pada stadium ini endometrium kira-kira tetap tebalnya tapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium sudah tertimbun glycogen dan kapur yang kelak di perlukan sebagai makanan untuk telur.
Pada endometrium sudah dapat di bedakan lapisan  atas yang padat           (stratum compactum), yang hanya di tembus oleh saluran-saluran keluar dari kelenjar-kelenjar, lapisan mampung (stratum spongiosum), yang banyak lubang-lubangnya karena di sini terdapat rongga dari kelenjar-kelenjar dan lapisan bawah yang di sebut stratum basale.
Stadium sekresi ini berlangsung dari hari ke-14 - 28. Kalau tidak terjadi kehamilan maka endometrium dilepaskan dangan perdarahan dan berulang lagi siklus menstruasi.
-        Pembagian lain ialah :
              I.     Stadium menstruasi (sampai hari 3-5)
           II.     Stadium proliferasi, dibagi dalam :
-stadium sekresi dini
-stadium sekresi lanjut.


stadium ploriferasi dini :
Endometrium tipis, tebalnya ± 2 mm. Kelanjar-kelenjarnya lurus, epitelnya kubis rendah, intinya di basal.
Stadium proliferasi lanjut :
Endometrium jadi lebih tebal, hal ini karena bertambahnya stroma akibat pemecahan sel-sel.
        III.     Stadium sekresi, di bagi 2 :
-        Stadium sekresi dini
-        Dtasium sekresi lanjut.

-        Stadium sekresi dini
Lebih tipis dari pada fase sebelumnya.
Hal ini oleh karena kehilangan cairan,  tebalnya ±4 - 5 mm.
Pada saat ini lapisan terbagi dalam beberapa bagian.
-        Stratum basale :
Lapisan dalam yang berbatasan dengan lapisan  otot,  inaktif  kecuali  mitosis pada kelenjar.          
-        Stratum spongiosum :
Lapisan tengah terbentuk anyaman seperti spons, ini di sebabkan kelenjar-kelenjar yang banyak , melebar dan berkelok-kelok dengan stroma yang sedikit di antaranya.
-        Stratum compactum :
Lapisan permukaan, saluran kelenjar yang sempit, lumennya berisi secret, stroma yang berlebihan dan memperlihatkan oedem.
-        Stadium sekresi lanjut :
Tebalnya ± 5 – 6 mm.
Adalah peningkatan dari fase sebelumnya, dimana endometrium sekarang sangat vaskuler, kelenjar sangat banyak berkelok-kelok, kaya dengan  glycogen.
Jadi sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan ovum .
Sel stroma bertambah; pada kehamilan sel stroma ini akibat pengaruh progesteron menjadi sel deciduas.
Pembuluh darah tumbuh cepat hingga berkelok dan terdapat pada lapisan compacta.
                 
 IV.            Stadium premenstrual :
Ada infiltrasi sel-sel darah putih bias PMN atau sel bulat .
Stroma mengalami disintegrasi, dengan hilangnya cairan dan secret maka akan terjadi collaps dari kelenjar dan areteri. Pada saat ini terjadi Vasokonstriksi              (ischaemic  phase), kemudian pembuluh darah itu ber-relaksasi dan akhirnya pecah.

Masa dari hari pertama haid sampai hari pertama haid yang  berikutnya disebut, siklus.                                                                                                                                                 Siklus haid yang normal adalah ±28 hari ( antara 3 minggu dan 5 minggu ).
Hari pertama haid adalah hari pertama dari siklus yang baru.
Lamanya haid ± 4-5 hari, hari pertama darah yang keluar sedikit, hari kedua biasanya paling banyak lalu berangsur kurang sehingga berhenti pada hari ke-4 atau ke-5.
Darah haid biasanya tidak membeku, kalau ada bekuan menandakan bahwa banyaknya darah haid berlebihan.
Sewaktu haid kebanyakan wanita merasa kurang senang; ada yang merasa gelisah, sakit punggung dll.
Buah dada agak nyeri dan mungkin agak membengkak.
Kadang-kadang ada pendarahan sedikit antara dua haid yang disebut, pendarahan untermenstruil. Ternyata bahwa perubahan-perubahan pada endometrium tak berdiri sendiri tapi di pengaruhi pula oleh kejadian-kejadian dalam ovarium.
Siklus ovarium.
Telah dikatakan bahwa dalam ovarium terdapat banyak sel-sel telur muda dikelilingi oleh sel-sel gepeng dan bangunan ini di sebut, follikel primordial.
Sebelum pubertas ovarium masih dalam keadaan istirahat, akan tetapi waktu tercapai pubertas maka karena pengaruh salah satu hormon perangsang follikel              (follicle stimulating hormone, FSH ), maka maka beberapa follikel primordial mulai tumbuh, walaupun biasanya hanya satu yang menjadi masak kemudian pecah sedangkan yang lainnya mati.
Pemasakan follikel primordial terjadi sbb:
Mula-mula sel sekeliling ovum  berlipat ganda, kemudian di antara sel-sel ini tumbuh sebuah rongga yang berisi cairan ialah, liquor folliculi .ovum sendiri  terdesak ke pinggir dan terdapat di tengah tumpukan sel yang menonjol ke dalam rongga follikel.
Tumpukan sel dengan sel telur didalamnya di sebut, cumulus oophorus.
Antara sel telur dan sel sekitarnya terdapat, zona pellucida.
Sel-sel granulose lainnya yang membatasi ruangan follikel di sebut membrane granulosa.
Dengan tumbuhnya follikel jaringan ovarium sekitar follikel tersebut, terdesak keluar dan membentuk dua lapisan ialah, theca interna yang banyak mengandung pembuluh darah  dan theca externa  yang terdiri dari jaringan ikat yang padat.
Follikel yang masak ini di sebut  follikel de graaf .
Follikel de graaf menghasilkan oestrogen dan rupanya tempat pembuatan hormon ini pada theca interna.
Sebelum pubertas, follikel de graaf  hanya terdapat pada lapisandalam dari cortex ovarium  dan tetap tinggal di lapisan tersebut.
Setelah pubertas juga terbentuk di lapisan luar dari cortex, pada diameter                  10 – 12 mm. follikel tersebut mendekati permukaan, malahan menonjol keluar, karena liq. Folliculi terbentuk terus maka tekanan di dalam follikel makin lama makin tinggi, tetapi untuk terjadinya ovulasi bukan hanya tergantung pada tekanan tinggi tersebut, melainkan juga harus mengalami perubahan-perubahan nekrobiotik pada permukaan follikel-follikel.
Pada permukaan ovarium sel-sel menjadi tipis hingga pada suatu waktu follikel akan pecah dan mengakibatkan keluarnya liquor folliculi bersama dengan ovumnya yang di kelilingi oleh sel-sel cumulus oophorus.
Keluarnya sel telur dari follikel de graaf dan pecahnya follikel degraaf di sebut, ovulasi. Sel-sel granulosa yang mengelilingi sel telur yang telah  bebas itu disebut, corona radiate.
Setelah ovulasi, maka sel-sel granulosa dari dinding follikel mengalami perubahan dan mengandung zat warna yang kuning yang di sebut, lutein.
Dengan demikian maka sisa follikel berubah menjadi butir yang kuning yang disebut, corpus luteum.
Corpus luteum mengeluarkan hormon yang di sebut, progesteron  di samping oestrogen.
Tergantung apakah terjadi konsepsi ( pembuahan ) atau tidak corpus luteum menstruationum.
-        Corpus luteum menstruationum
Mempunyai masa hidup kira-kira 8 hari, setelah mana ia berdegenerasi dan diganti  dengan jaringan ikat yang sangat menyerupai stroma ovarium. Corpus luteum yang berdegenerasi di sebut :
corpus albicans♠ yang berwarna putih. Dengan terbentuknya corpus albicans maka pembentukan hormon progesteron dan oesterogen mulai berkurang, malahan berhenti sama sekali. Ini menghasilkan ischemia dan necrose endometrium yang kemudian di susul dengan menstruasi. Ternyata bahwa oesterogen menyebebkan proliferasi dari endometrium, fase proliferasi ini disebut juga fase follikuler atau  praeovulatior  yang berlangsung dari hari pertama menstruasi sampai ovulasi.
Masa setelah terjadinya ovulasi sampai menstruasi di sebut, fase sekresi, fase luteal atau post ovulatoir.
-        Corpus luteum graviditatum :
Setelah terjadi ovulasi maka sel telur yang merupakan sel terbesar dari badan manusia dengan ukuran  ± 0,2 mm. masuk ke dalam tuba  dan terus di angkut ke cavum uteri.
Hal tersebut di mungkinkan karena pada waktu ovulasi ujung ampulla tuba menutup permukaan ovarium dan selanjutnya sel telur digerakkan oleh peristaltik dan rambut getar dari sel-sel selaput lendir tuba ke arah  cavum uteri.
kalau tidak terjadi penghamilan (fertilisasi) maka sel telur mati dalam beberapa jam.
Kalau terjadi penghamilan maka terjadilah pertemuan dan persenyawaan dari sel telur dan sel mani dalam ampulla tubae.
Sel telur yang telah di hamilkan itu berjalan ke cavum uteri dan sesampainya dalam cavum uteri menanamkan diri dalamendometrium (nidasi).
Zygote (sel telur yang dihamilkan) mengeluarkan hormon-hormon hingga corpus luteum yang biasanya hidup ± 8 hari sekarang tak mati malahan tumbuh menjadi lebih besar dan disebut, corpus luteum graviditatum yang hidup sampai bulan ke-IV dari kehamilan.
Setalah bualn ke-IV faalnya di ambil alih oleh placenta.
Karena corpus luteum tak mati, maka progesterone dan oesterogen terus terbentuk, endometrium dengan demikian tidak mati malahan menjadi lebih tebal dan berbuah menjadi decidua.
Ini sebabnya maka kehamilan berlangsung tak ada haid.
Kadang-kadang sel telur dari salah satu ovarium tidak masuk ke dalam tuba yang sefihak tapi dengan jalan yang panjang melalui rongga perut masuk ke tuba yang berlawanan.
Kejadian ini disebut: migratio externa.
Secara ikhtisar perubahan-perubahan pada endometrium dipengaruhi oleh kejadian-kejadian dalam ovarium.
Tapi ternyata kejadian dalam ovarium di pengaruhi pula oleh kelenjar yang lebih tinggi kedudukannya ialah kelenjar hypophyse.
-        Hyphopyse bagian depan menghasilkan 3 buah hormon.
·         FSH ( Follicle stimulating hormone)
FSH  dalam jumlah besar di temukan pada urine wanita menopause.
FSH mulai di temukan pada garis umur 11 tahun dan jumlahnya terus bertambah sampai dewasa. FSH di bentuk oleh sel B (Basophil) dari lobus anterior hypophyse.
Pembentukan FSH ini akan berkurang pada pembentukan atau pemberian esterogen dalam jumlah cukup; suatu keadaan yang didapat pula pada kehamilan (negative feed back).
·         LH  ( leutenizing hormone; ICSH – interstial cell stimulating hormone ) :
Pada binatang percobaan (tikus) yang telah mengalami hypophysectomie dapat menyebabkan regenerasi sel-sel interstil testis pada tikus jantan. LH ini dapat di-isolir dari urine laki-laki maupun wanita, ditemukan banyak pada wanita dalam menopause.
LH bekerjasama dengan FSH menyebabkan terjadi sekresi estrogen dari follikel de graaf.
LH juga menyebabkan prnimbunan substansi pendahuluan dari progesteron dalam sel granulose. Bila  estrogen dibentuk dalam jumlah cukup besar, maka akan menyebabkan pengurangan produksi FSH,sedangkan produksi LH malah bertambah ; hingga tercapai suatu ratio produksi FSH dan LH yang dapat merangsang terjadinya ovulasi.
·         PROLACTIN ( Luteoropin = LTH)
Di temukan pada wanita yang mengalami menstruasi, terbanyak pada urine wanita hamil.pada masa lactasi dan post menopause.
Di bentuk oleh sel alpha (Acidophil) dari lobus anterior hypophyse.
Fungsi hormone ini ialah untuk memulai & mempertahankan produksi progedteron dari corpus luteum.
Rupa-rupanya hypophyse-pun dirangsang dan atur oleh pusat yang lebih tinggi ialah hypothalamus yang menghasilkan gonadotrophin releasing factors ( hypophysiotropin).
Fungsi hypothalamus :
Diduga bahwa pada tuber cinerium terdapat “sex centrum” yang menghasilkan zat bersifat decapeptid dan disebut “releasing factors” yang merangsang hypophyse untuk melepaskan gonadotropin.
Nampaknya hypothalamus juga mengeluarkan prolactin inhibitory hormone (PIH) yang mengerem produksi prolactin.