BAB II
1. SEJARAH HIDROPONIK
Pada tahun 1860,profesor julius von suchs melakukanpenelitian untuk mencari sumber zat makanan yang penting bagi tanaman. Beliau menamukan bahwa tanaman menyerap air melalui akar-akarnya dan mengirim zat makanan itu ke atas untuk di salurkan ke seluruh bagian tanaman.
Pada tahun 1936, W.R Gericke dan J.R. Travernetti dari universitas California, menerbitkan karangan tentang penumbuhan tanaman tomat dalam air dan di lerutkan zat makanan yang berhasil dengan memuaskan.
Sekitar tahun 1928-1940, W.R. Robbins, seorang sarjana dari Amerika mencoba bertanam di atas lapisan pasir yang telah di aliri larutan mineral. Keberhasilan itu kemudian mendorong orang lain untuk mencoba bertanam di atas berbagai media, seperti: kerikil, pecahan batu karang, arang kayu dan vermiculite (sejenis silikon yang berlendir).
Hidroponik yang asal katanya adalah hidro ponics berasal dari bahasa Yunani, yaitu hydro dan ponies. Hydro artinya air dan ponies artinya kerja. Jadi hidro ponik dapat di artikan sebagai cara kereja air atau di sebut juga hydroculture.
2. MENGENAL MEDIA TANAM HIDROPONIK
Berikut ini merupakan contoh-contoh media tanam hidroponik
A. Air
Air diperlukan oleh tanaman sebagai pelarut unsur hara atau zat makanan. Zat makanan yang larut dalam air diserap oleh akar-akar tanaman dari larutan tersebut. Sifat-sifat air di antaranya:
1. Tidak berwarna, tembus cahaya dan tidak berasa
2. Dapat melapukkan benda-benda keras tertentu
B. Pasir
Pasir merupakan media tanam yang paling banyak di gunakan dalam penanaman hidroponik.
Berikut sifat-sifat pasir diantaranya:
1. Dapat mempertahankan kelembapan lebih lama
2. Dapat memboroskan zat makanan
3. Steril, terbebas dari hama/penyakit bila di bandingkan dengan tanah
C. Kerikil
Kerikil adalah betu yang kecil-kecil.
Sifat kerikil di antaranya adalah:
1. Mudah di perolrh karena harganya murah
2. Dapat mempertahankan kebersihan
3. Cenderung cepat mengering sehingga perlu sering di siram
D. Pecahan batu bata atau genting
Pecahan batu bata dan genting inii dapat di gunakan sebagai media tanam hidroponik apabila ukurannya kecil-kecil, sehingga harus di pecahkan terlebih dahulu. Berdasarkan sifatnya, batu bata leih banyak di gunakan sebab memiliki daya serap yang tinggi di bandingkan genting
E. Batu apung
Batu apung digunakan sebagai alat penggosok porselin, kamar mandi dan penggosok kulit. Berikut sifat batu apung di antaranya memiliki daya serap yang tinggi dengan ciri-ciri di sekeliling permukaannya terdapat rongga-rongga.
F. Zoelite
Zoelite adalah sejenis batuan hasil tambang yang tersusun dari magnesium, alumunium, dan besi silikat.
Beriku sifat-sifat zoelite di antaranya:
1. Memiliki daya serap tinggi
2. Memiliki partikel yang berbobot berat
3. Mudah menjadi terlalu basah.
3. BERBAGAI CARA BERTANAM HIDROPONIK
Hidroponik merupakan metode bertanam yang dapat di terapkan dalam berbagai macam cara yang sesuai dengan keterbatasan yang dimiliki tiap orang. Apakah terbatas dari segi biaya/ruangannya. Cara bertanam hidroponik ini bermacam-macam dilihat berdasarkan media tanam yang digunakannya, wadah yang di pilih, tujuan penanamannta serta luas area yang di usahakannya. Bahkan seiring dengan semakin pesatnya perkembangan zaman cara-cara penanaman hidroponik ini sangat banyak dengan tingkat kesulitan yang beragam mulai dari yang peling sederhana hingga yang peling rumit.
Contoh-conoh cara bertanam hidroponik yaitu sebagai berikut:
a. Cara bertanam dengan air
b. Cara bertanam dengan pot biasa
c. Cara bertanam dengan pot hidroponik
d. Cara bertanam dengan media zeolite
e. Cara bertanam dengan dasar pasir
Kata Pengantar
Selama ini kita hanya mengenal tanah sebagai media tumbuh tanaman.seiring dengan perkambangan teknologi, ternyata tanah bukan satu-satunya media tanam bagi tanaman. Salh satu metode peneneman tanpa tanah adaah hidroponik.
Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjabarkan proses penanaman atau bercocok taam tanpa tanah. Prisip-prinsip dasar hidroponik telah di kenal sejah 100 tahun lebih, tapi baru-baru ini orang menyadari pentingnya sebagai metode bercocoktanam.
Buku ini di susun dengan maksud sebagai suatu pengantar untuk bercocok tanam secara sederhana sehingga sangat cocok untuk para pemula yang sama sekali belum pernah bertanam dengan cara hidroponik bahkan bagi yang belum pernah menanam sama ekalidan bar mengenal istilah hidroponik pun tidak akan meraasa kesulitan untk mencoba mempelajari dan mempraktekkannya.
Akhirnya penulis berharap, semoga buku ini bermanfaat. Untuk itu, penulis mengucapkan selamat mencoba bagi para pembaca sekalian, semoga bertanam dengan cara hidroponik ini menjadi pilihan yang terbaik dalam memanfaatkan dan melestarikan sumber daya alam di sekitar kita.
4. PEMELIHARAAN HIDROPONIK
A. Penyiraman
Penyiraman adalah pemberian air kepada tanaman dengan tujuan agar tanaman tidak mengalami kekeringan. Umumnya penyiraman ini mudah di lakukan. Apabila media tanam maasih tmpak basah atau lembab, maka penyiraman tidak perlu di lakukan. Demikian pula halnya dengan hidroponik, sepanjang hidupnya membutuhkan air untuk mempertahankan kelembabannya dan sebagai pelarut zat makanan.
B. Pemupukan
Pemupukan yaitu pemeliharaan zat makanan yang dibutuhkan oleh tnaman. Dalam hidroponik, zat makanan ini sangat penting karena tidak tersedia tanpa di sediakan oleh kita sebagai pengelolanyaLain halnya dengan di tanam di tanah, tanpa penambahan zat makanan pun tanaman masih dapat hidup karena unsur hara yang di butuhkan sebagian sudah tersedia di dalam tanah.
C. Pengandalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit adalah agenda pemeliharaan yang tidak kalah pentingnya di dalam bertanam hidroponik. Bayak faktor yang mengakibatkan tunbuhnya serangan hama penyakit pada tanaman, sebab media tanam buka satu-satunya mediator hama dan penyakit tanaman.
Hama dan penyakit pada tanaman tersebut ada karena terbawa angin,cipratan air hujan, terbawa oleh alat pertanianyang kita gunakan bahkan terbawa dalam pakaian atau sepatu kita.
1. SEJARAH HIDROPONIK
Pada tahun 1860,profesor julius von suchs melakukanpenelitian untuk mencari sumber zat makanan yang penting bagi tanaman. Beliau menamukan bahwa tanaman menyerap air melalui akar-akarnya dan mengirim zat makanan itu ke atas untuk di salurkan ke seluruh bagian tanaman.
Pada tahun 1936, W.R Gericke dan J.R. Travernetti dari universitas California, menerbitkan karangan tentang penumbuhan tanaman tomat dalam air dan di lerutkan zat makanan yang berhasil dengan memuaskan.
Sekitar tahun 1928-1940, W.R. Robbins, seorang sarjana dari Amerika mencoba bertanam di atas lapisan pasir yang telah di aliri larutan mineral. Keberhasilan itu kemudian mendorong orang lain untuk mencoba bertanam di atas berbagai media, seperti: kerikil, pecahan batu karang, arang kayu dan vermiculite (sejenis silikon yang berlendir).
Hidroponik yang asal katanya adalah hidro ponics berasal dari bahasa Yunani, yaitu hydro dan ponies. Hydro artinya air dan ponies artinya kerja. Jadi hidro ponik dapat di artikan sebagai cara kereja air atau di sebut juga hydroculture.
2. MENGENAL MEDIA TANAM HIDROPONIK
Berikut ini merupakan contoh-contoh media tanam hidroponik
A. Air
Air diperlukan oleh tanaman sebagai pelarut unsur hara atau zat makanan. Zat makanan yang larut dalam air diserap oleh akar-akar tanaman dari larutan tersebut. Sifat-sifat air di antaranya:
1. Tidak berwarna, tembus cahaya dan tidak berasa
2. Dapat melapukkan benda-benda keras tertentu
B. Pasir
Pasir merupakan media tanam yang paling banyak di gunakan dalam penanaman hidroponik.
Berikut sifat-sifat pasir diantaranya:
1. Dapat mempertahankan kelembapan lebih lama
2. Dapat memboroskan zat makanan
3. Steril, terbebas dari hama/penyakit bila di bandingkan dengan tanah
C. Kerikil
Kerikil adalah betu yang kecil-kecil.
Sifat kerikil di antaranya adalah:
1. Mudah di perolrh karena harganya murah
2. Dapat mempertahankan kebersihan
3. Cenderung cepat mengering sehingga perlu sering di siram
D. Pecahan batu bata atau genting
Pecahan batu bata dan genting inii dapat di gunakan sebagai media tanam hidroponik apabila ukurannya kecil-kecil, sehingga harus di pecahkan terlebih dahulu. Berdasarkan sifatnya, batu bata leih banyak di gunakan sebab memiliki daya serap yang tinggi di bandingkan genting
E. Batu apung
Batu apung digunakan sebagai alat penggosok porselin, kamar mandi dan penggosok kulit. Berikut sifat batu apung di antaranya memiliki daya serap yang tinggi dengan ciri-ciri di sekeliling permukaannya terdapat rongga-rongga.
F. Zoelite
Zoelite adalah sejenis batuan hasil tambang yang tersusun dari magnesium, alumunium, dan besi silikat.
Beriku sifat-sifat zoelite di antaranya:
1. Memiliki daya serap tinggi
2. Memiliki partikel yang berbobot berat
3. Mudah menjadi terlalu basah.
3. BERBAGAI CARA BERTANAM HIDROPONIK
Hidroponik merupakan metode bertanam yang dapat di terapkan dalam berbagai macam cara yang sesuai dengan keterbatasan yang dimiliki tiap orang. Apakah terbatas dari segi biaya/ruangannya. Cara bertanam hidroponik ini bermacam-macam dilihat berdasarkan media tanam yang digunakannya, wadah yang di pilih, tujuan penanamannta serta luas area yang di usahakannya. Bahkan seiring dengan semakin pesatnya perkembangan zaman cara-cara penanaman hidroponik ini sangat banyak dengan tingkat kesulitan yang beragam mulai dari yang peling sederhana hingga yang peling rumit.
Contoh-conoh cara bertanam hidroponik yaitu sebagai berikut:
a. Cara bertanam dengan air
b. Cara bertanam dengan pot biasa
c. Cara bertanam dengan pot hidroponik
d. Cara bertanam dengan media zeolite
e. Cara bertanam dengan dasar pasir
Kata Pengantar
Selama ini kita hanya mengenal tanah sebagai media tumbuh tanaman.seiring dengan perkambangan teknologi, ternyata tanah bukan satu-satunya media tanam bagi tanaman. Salh satu metode peneneman tanpa tanah adaah hidroponik.
Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjabarkan proses penanaman atau bercocok taam tanpa tanah. Prisip-prinsip dasar hidroponik telah di kenal sejah 100 tahun lebih, tapi baru-baru ini orang menyadari pentingnya sebagai metode bercocoktanam.
Buku ini di susun dengan maksud sebagai suatu pengantar untuk bercocok tanam secara sederhana sehingga sangat cocok untuk para pemula yang sama sekali belum pernah bertanam dengan cara hidroponik bahkan bagi yang belum pernah menanam sama ekalidan bar mengenal istilah hidroponik pun tidak akan meraasa kesulitan untk mencoba mempelajari dan mempraktekkannya.
Akhirnya penulis berharap, semoga buku ini bermanfaat. Untuk itu, penulis mengucapkan selamat mencoba bagi para pembaca sekalian, semoga bertanam dengan cara hidroponik ini menjadi pilihan yang terbaik dalam memanfaatkan dan melestarikan sumber daya alam di sekitar kita.
4. PEMELIHARAAN HIDROPONIK
A. Penyiraman
Penyiraman adalah pemberian air kepada tanaman dengan tujuan agar tanaman tidak mengalami kekeringan. Umumnya penyiraman ini mudah di lakukan. Apabila media tanam maasih tmpak basah atau lembab, maka penyiraman tidak perlu di lakukan. Demikian pula halnya dengan hidroponik, sepanjang hidupnya membutuhkan air untuk mempertahankan kelembabannya dan sebagai pelarut zat makanan.
B. Pemupukan
Pemupukan yaitu pemeliharaan zat makanan yang dibutuhkan oleh tnaman. Dalam hidroponik, zat makanan ini sangat penting karena tidak tersedia tanpa di sediakan oleh kita sebagai pengelolanyaLain halnya dengan di tanam di tanah, tanpa penambahan zat makanan pun tanaman masih dapat hidup karena unsur hara yang di butuhkan sebagian sudah tersedia di dalam tanah.
C. Pengandalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit adalah agenda pemeliharaan yang tidak kalah pentingnya di dalam bertanam hidroponik. Bayak faktor yang mengakibatkan tunbuhnya serangan hama penyakit pada tanaman, sebab media tanam buka satu-satunya mediator hama dan penyakit tanaman.
Hama dan penyakit pada tanaman tersebut ada karena terbawa angin,cipratan air hujan, terbawa oleh alat pertanianyang kita gunakan bahkan terbawa dalam pakaian atau sepatu kita.
0 komentar:
Post a Comment