Pengertian Didaktif
Didaktik berasal dari bahasa Yunani “didoskein”, yang berarti pengajaran atau “didaktos” yang berarti pandai mengajar. Di Indonesia didaktik berarti ilmu mengajar. Karena didaktik berarti ilmu mengajar, maka pengertian didaktik menyangkut pengertian yang sangat luas. Dalam kaitan pembicaraan tentang didaktik, pengertian didaktik akan difokuskan pada bagaimana perlakuan guru dalam proses belajar mengajar tersebut. Mengajar menurut pengertian modern
Didaktik adalah teori pembelajaran dan, dalam arti luas, teori dan praktik penerapan pembelajaran dan belajar. Berbeda dengan matetik, sebagai ilmu belajar, didaktik hanya merujuk pada ilmu pembelajaran.
Konsep Didaktif
Pandangan mengenai konsep mengajar dan pengajaran terus mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Menurut Pupuh dan Sobry (2007:8), “mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan proses belajar”. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta ada dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia.
Gulo (2005:8) mengemukakan, mengajar adalah usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar secara optimal. Suyahman (2006:60-61) mengemukakan, pengajaran sama artinya dengan kegiatan mengajar. Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk menyampaikan berbagai pengetahuan kepada siswa. Dalam konsep ini guru bertindak dan berperan aktif. Pengajaran sama artinya dengan perbuatan mengajar.
Pengajaran merupakan interaksi mengajar dan belajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses saling mempengaruhi dalam bentuk hubungan interaksi antara guru dan siswa. Guru bertindak sebagai pengajar, sedangkan siswa bertindak sebagai yang melakukan perbuatan belajar. Guru dan siswa menunjukkan keaktifan yang seimbang meskipun masing-masing mempunyai peranan yang berbeda tetapi terkait satu sama lain.
Proses pengajaran berlangsung dalam situasi tertentu yaitu situasi belajar mengajar. Dalam situasi ini terdapat berbagai komponen yang saling berkaitan, seperti tujuan, siswa yang belajar, guru yang mengajar, bahan yang diajarkan, metode mengajar, alat bantu mengajar, prosedur penilaian, dan situasi pengajaran. Dalam proses pengajaran tersebut, semua komponen bergerak secara dinamis dalam rangkaian yang terarah dalam rangka membawa para peserta didik untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengajaran merupakan suatu pola yang di dalamnya tersusun suatu prosedur yang direncanakan dan terarah serta bertujuan.
Dengan kata lain, strategi belajar mengajar merupakan sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu (Pupuh dan. Sobry, 2007: 3).
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi : (1) mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan, (2) memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat, (3) memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya, dan (4) menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik terhadap penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Asas Motivasi (Didaktif)
Motivasi merupakan suatu dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu perubahan energi untuk menciptakan kondisi atau system lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Dan mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik. Adapun pengertian motivasi mengajar adalah suatu perangsang dan pendorong bagi para guru untuk menyampaikan pengetahuan pada anak didik.
Motivasi dalam pengajaran itu ada 2 macam yaitu :
a. Motivasi Instrinsik
Motivasi Instrinsik mengacu pada faktor-faktor dari dalam, tersirat baik dalam tugas itu sendiri maupun pada diri siswa. Kebanyakan teori pendidikan modern mengambil motivasi instrinsik sebagai pendorong aktivitas dalam pengajaran dan pemecahan soal.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik mengacu pada faktor-faktor dari luar dan ditetapkan pada tugas siswa oleh guru. Motivasi ekstrinsik biasa berupa penghargaan, pujian, hukuman atau celaan.
Untuk memperoleh hasil pengajaran yang sebaik-baiknya dalam proses mengajar guru harus selalu berusaha membangkitkan minat para murid sehingga seluruh perhatian mereka tertuju dan terpusat kepada bahan pelajaran yang sedang diajarkan.
Guru harus menyadari bahwa tidak setiap bahan pelajaran menarik perhatian murid sebagaimana juga tidak setiap murid menaruh perhatian terhadap pelajaran yang sama, karena itu mutlak diperlukan kecakapan guru untuk dapat memberikan motivasi membangkitkan minat dan perhatian murid terhadap bahan pelajaran yang sedang diajarkan.
Menurut A. Tabrani Rusyan, Aang Tebjanastisna, dan Panji Anuraga motivasi mengajar guru mencakup empat dimensi yaitu; 1) motivasi guru dalam membuat perencanaan pengajaran, 2) motivasi guru dalam melakukan proses pengajaran, 3) motivasi guru dalam melakukan penilaian pengajaran, 4) motivasi guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
Seorang guru diharapkan dapat tampil professional dalam menjalankan tugasnya, karena usaha yang maksimal akan menjadi bagian penting dalam proses pengajaran. Adapun asalah satu factor penunjang yang paling utama untuk mencapai professionalisme dalam suatu pengajaran adalah adanya motivasi yang mesti dimiliki oleh setiap pribadi yang bersangkutan, karena berdasarkan adnya motivasi mengajar maka akan timbul dalam diri seseorang rasa cinta terhadap profesi yang diembannya, sehingga dapat melahirkan hasil yang maksimal bagi prestasi belajar siswa.
Guru harus mampu memainkan perannya sebaik mungkin, sebagimana telah dinyatakan oleh Slameto, yang dikutip oleh Muhammad Uzer Usman bahwa salah satu sikap profesionalisme guru adalah memiliki semangat untuk memberikan layanan kepada siswa, sekolah dan masyarakat. Dengan demikian motivasi mengajar merupakan penggerak perilaku yang bersifat dinamis, mejemuk dan spesifik bagi guriu sebagai pengajar.
Sebagai seorang guru sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptkan kondisi pembelajaran yang dapat mengantarkan anak didik ke tujuan. Disni tentu saja tugas guru baerusaha menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua anak didik. Suasan belajar yang tidak menggairahkan dan menyenangkan bagi anak didik biasanya lebih mendatangkan kegiatan pengajaran yang kurang harmonis. Anak didik gelisah duduk berlama-lama di kursi mereka masing-masing. Kondisi ini tentu menjadi kendala yang serius bagi tercapainya tujuan pengajaran.
Beberapa prinsip yang berlaku umum untuk semua guru yang baik (1) guru yang baik memahami dan menghormati murid. (2) guru yang baik harus menghormati bahan pelajaran yang diberikannya. (3) guru yang baik menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran. (4) guru yang baik menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan individu. (5) guru yang baik mengaktifkan murid dalam hal belajar. (6) guru yang baik memberi pengertian dan bukan hanya kata-kata belaka. (7) guru yang menghubungkan pelajarn dengan kebutuhan murid. (8) guru mempunyai tujuan tetentu dengan tiap pelajaran yang diberikannya. (9) guru jangan terikat oleh satu buku pelajaran. (10) guru yang baik tidak hanay mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan saja kepada murid melainkan senantiasa mengembangkan pribadi anak.
Pengelolaan kelas ialah “seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku yang diinginkan dan mengurangi bahkan meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, menembangkan hubungan interpersonal serta mempertahankan organisasi kelas yang efektif dan produktif. Apabila seorang guru mampu mengelola kelas dengan baik, maka dia telah memiliki motivasi mengajar yang baik pula, sehingga dalam meningkatkan prestasi belajar siswa akan menjadi mudah.
Dan seorang guru dalam melakukan pengajaran tidak hanya besifat transfer of knowledge, akan tetapi disamping memberikan ilmu pengetahuan, juga meningkatkan keterampilan dan pembinaan sikap mental terhadap siswa serta menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu pengetahuan itu sendiri dengan dibarengi dengan contoh-contoh teladan dari sikap dan tingkah laku guru. Karena pribadi guru merupakan salah satu nilai-nilai yang akan ditransfer dalam suatu proses belajar mengajar. Dengan demikian, guru menjadi contoh model yang nyata untuk dirinya dan anak didiknya
Asas Aktivitas (Didaktif)
Asas aktivitas, yaitu asas mengaktifkan jasmani dan mental murid-murid.
b. Nilai aktivitas dalam pengajaran
Penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para siswa, karena :
1) Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral.
3) Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa.
4) Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
5) memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis.
6) Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua dengan guru.
7) Pengajaran diselenggarakan secara relistis dan konkret sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalistis.
8) Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat.
c. Penggunaan aktivitas dalam pengajaran
Asas aktivitas digunakan dalam semua jenis metode pengajaran, baik metode dalam kelas maupun metode mengajar di luar kelas. Hanya saja penggunaanya dilaksanakan dalam bentuk yang berlain-lainan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan disesuaikan pula pada orientasi sekolah yang menggunakan jenis kegiatan itu.
Menurut konsepsi modern, jiwa seseorang bersifat dinamis mempunyai energi sendiri dan dapat menjadi aktif bila didorong oleh berbagai macam kebutuhan. Dengan demikian anak harus dipandang sebagai organisme yang mempunyai dorongan untuk berkembang. Karena dalam mendidik berarti membimbing anak untuk mengembangkan bakatnya maka anak itu sendirilah yang harus aktif. demikian pula halnya dalam belajar, guru harus merangsang keaktifan murid dengan jalan menyajikan bahan pelajaran untuk kemudahan diolah dan dicernakan sendiri oleh anak sesuai dengan bakat dan latar belakang masing-masing. Belajar adalah suatu proses dimana anak-anak harus aktif.
Sekarang ini muncul suatu teori pendidikan yaitu pendidikan partisifatif yaitu pembelajaran yang dalam pelaksanaannya lebih terpusat pada diri siswa (people centred), seorang psycholog kelahiran swiss, piaget berpendapat bahwa seseorang anak berfikir sepanjang ia berbuat, tanpa perbuatan anak tak berfikir. Agar anak berfikir sendiri, harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri.
0 komentar:
Post a Comment